Kamis, 22 November 2007

sepucuk surat untuk si jenius

Kepada Yth. Sir Isaac Newton

Di tempat

Dear Om Newton,

Assalamualaika Wr. Wb.

Newton…. Newton….. Apa kabarmu kabarku baik-baik saja (kaya lagu Bunga). Halo om, apa kabar neh, baik-baik aja kan?! Gimana keadaan alam barzakh sana om? Separah disini gak? Oiya om, ini pertama kalinya saya nulis surat ke om ya, ini surat model terbaru loh, surat lintas generasi, lintas sejarah, dan lintas lima, jadi surat ini bisa tetep kekirim walaupun om meninggal tahun 1727 dan saya baru lahir tahun 1989. Haduh, saya mau sedikit nanya neh om, om kan ilmuwan serba bisa, matematikawan sekaligus fisikawan sekaligus astronom sekaligus kimiawan sekaligus filsuf. Trus om juga orang yang menemukan kalkulus. Om juga orang yang menciptakan teori gravitasi secara umum. Om juga orang pertama yang mencetuskan teori tentang gerak lurus dan melingkar sebagai masterpiece dalam dunia fisika klasik dan referensi dalam dunia fisika modern. Om juga yang menemukan prinsip momentum dan anguler. Om juga yang pertama kali menemukan spektrum warna. Om udah ngeluarin banyak teori dan postulat yang masih menjadi pegangan para ilmuwan selama ratusan tahun. Om tokoh terbesar di dunia ilmu pasti. Karena itu, saya mau nanya, tentang penemuan om atas suatu hal angker dan mengerikan yang bernama, kalkulus. Saya masih heran om, kok om bisa-bisanya sih bikin hal rumit macam itu? Om kan yang bikin notasi sendiri yang menghasilkan suatu bangunan dari teorema-teorema intuitif yang rumitnya minta ampun kaya masalah bangsa ini. Om yang udah nemuin integral linear definitif yang rasiabel kontinu di setiap titik kecuali dalam titik berhingga yang belum tentu menyatakan luas suatu daerah sedemikian hingga harus dibagi menjadi partisi yang lagi saya pelajarin sekarang. Dan kerennya lagi, yang saya pelajarin katanya masih teorema dasar kalkulus, apalagi teorema-teorema lanjutan yang lebih ruwet lagi yeh? Ahhh, om ada-ada aja neh temuannya, belum lagi nanti ada temuan om tentang optic yang bakal saya pelajarin di fisika. Hahhhh. Om semprul deh. Tapi gak apa-apa om, temuan om bagus banget, gara-gara integral-diffrensial orang jadi bisa tepat mengukur keterbagusan suatu jembatan. Karena penjumlahan integral linear orang jadi bisa mengukur komposisi tepat dalam pembuatan obat yang relatif terhadap laju darah. Dan gara-gara kalkulus orang jadi pada pusing. Bagus om. Bagus. Bagusss. Tapi saya punya tantangan sekaligus permintaan buat om. Tolong ajarin saya untuk nemuin solusi dari turunan dong. Atau gimana caranya nemuin anti-turunan dari suatu masalah. Soalnya masalah yang ada sangat berhubungan erat dengan turunan. Yang terjadi sekarang adalah penurunan moral. Dan ini bukan penurunan terhadap x dan y kaya yang om temuin. Ini penurunan moral terhadap kemanusiaan. Makanya sekarang saya lagi sering-seringnya belajar integral. Karena mungkin aja dengan belajar ini saya bisa mengintegralkan semua penurunan yang ada. Karena buat saya, masalah realitas yang gak pasti ini jauh lebih meresahkan daripada kalkulus yang penuh kepastian. Bales surat ini kalo om jenius, okeh. Salam kalkulus. Semprul. Wassalamualaikum.

Tidak ada komentar: