Kamis, 06 Desember 2007

tentang salman

Bandung, seperti yang kita tahu, adalah kota metropolis, kota kosmopolitan, yang begitu gemerlap tiada terkira. Inilah ibukota priangan, yang disebut-sebut sebagai kota kembang. Entah kenapa, padahal kembang sepatu pun tak nampak disini. Bandung, yang begitu indah penuh jajanan dan tempat-tempat eksotis di sekitarnya adalah surga bagi pencari kesenangan. Kira-kira ada 424 tempat nongkrong yang tersebar di seluruh Bandung, yang semua orang Bandung paling tidak pernah mengunjungi salah satunya. Gw pun begitu. Tapi gw cuma ngunjungin satu tempat nongkrong tiap harinya, bukan, bukan pispot, melainkan Salman. ya, Salman, masjid teduh asri nan sejuk, begitu sejuk hingga merasuk ke tulang. Di Salman ini jangan berharap untuk bisa ngeliat wanita bohai warna warni be-rok-mini kaya di BIP, ga akan ada, gw jamin. Yang ada paling cuma cowo bercelana nangkring dengan senjata ampuh di tangan kanan, Al Quran. Atau sekumpulan pemuda yang ketawa-ketawa stress ngebahas soal fisika atau putusnya hubungan Cinta Laura dengan pacarnya. Atau dua orang gadis berjilbab lebar yang cipika-cipiki seolah bertahun-tahun gak ketemu padahal baru aja satu ruangan di kuliah tadi pagi. Atau sekumpulan orang yang melingkar berdiskusi tentang keislaman dan realita zaman. Atau seorang pria tampan yang memerhatikan mereka semua dengan seksama. Yang terakhir disebut adalah gw.

Salman ini adalah tempat nongkrong gw satu-satunya, karena gw ga punya minat (atau ga punya duit?) buat nongkrong di tempat-tempat lain. Tapi walaupun satu-satunya, buat gw salman adalah yang terbaik. Ya. Di tempat lain gak akan ada orang yang bergosip disamping orang yang berdoa, gak akan ada orang yang membaca novel disamping orang yang membaca Al Quran, gak akan ada orang yang belajar disamping orang yang bersujud, gak akan ada pria tampan yang memerhatikan mereka semua dengan seksama. Yang terakhir disebut adalah gw.

Tapi itulah adanya. Di salman ini ada yang bercelana gantung maupun bercelana robek. Ada yang berbaju junkist maupun berbaju koko. Ada yang bersifat liar maupun bersifat jinak. Ada yang bengal maupun yang sholih. Semua ada disini. Semua lengkap disini. Dan disitulah estetikanya. Di salman semua orang melakukan kegiatan yang disukainya dengan nyaman. Di salman semua orang terasa nyaman. Mungkin orang yang bergosip hari ini akan jadi politikus dan orang yang berdoa di sebelahnya akan terkabul doa'a suatu waktu nanti. Mungkin orang yang membaca novel hari ini akan menjadi penulis populer dan orang yang membaca Quran di sebelahnya akan menjadi penafsir suatu saat nanti. Mungkin orang yang belajar hari ini akan menjadi ilmuwan terbesar dan orang yang sujud di sebelahnya akan jadi ulama kontemporer suatu hari nanti. Mungkin pria tampan yang memerhatikan mereka dengan seksama akan menjadi sangat tampan suatu masa nanti. Mungkin. Siapa yang tahu, Toh mereka semua menjalani setiap lakonnya dengan sangat ikhlas, dengan nyaman. Dan karena itu, di masjid ini, di Rumah Allah ini, semua bisa saja terjadi. Karena ini adalah Salman, taman tempat tumbuh-kembangnya bunga warna-warni.

Akhirnya gw tau alasan Bandung disebut kota kembang.